Banda Aceh (Ar-Raniry), 27 Mei 2025 – Ziyad Rizqullah Husni, mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi angkatan 2019 yang lulus pada tahun 2024, merancang ulang (redesain) Islamic Center Kota Banda Aceh sebagai proyek Tugas Akhir (TA)-nya. Perancangan ini bertujuan memperkuat dan memperluas aktivitas dakwah Islam di kota Banda Aceh melalui pembangunan pusat kegiatan keislaman yang terintegrasi.
Islamic Center ini akan berfungsi sebagai pusat dakwah, pendidikan agama, pengembangan komunitas, serta kegiatan sosial dan ekonomi umat. Redesain ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol keislaman secara fisik, tetapi juga menjadi pusat transformasi masyarakat Islam yang modern, terbuka, dan berakar kuat pada nilai-nilai lokal Aceh sebagai “Serambi Mekkah”.
Inovasi utama dari desain ini terletak pada pendekatan arsitektur kontemporer yang dipadukan dengan konsep biomimikri, yaitu perancangan bangunan yang terinspirasi dari alam serta ayat-ayat Al-Qur’an tentang alam ciptaan Allah. Pendekatan ini memberikan nilai spiritual dan ekologis yang kuat, mencerminkan keindahan, harmoni, dan keberlanjutan.
Contoh penerapan konsep ini antara lain:
Struktur bangunan yang menyerupai ombak laut atau daun yang meneduhkan, menggambarkan nilai ketenangan dan keseimbangan dalam Islam.
Ruang ibadah dan taman yang terintegrasi secara alami, menciptakan ruang reflektif bagi pengguna bangunan. Fasad bangunan yang menggunakan pola kaligrafi dan geometri Islam dengan material dan teknologi modern.
Dengan demikian, desain ini tidak hanya memperkuat identitas Islam, tapi juga menjawab tantangan zaman modern seperti keberlanjutan lingkungan dan teknologi bangunan hijau.
Hasil yang diharapkan dari perancangan ini mencakup tersedianya fasilitas dakwah dan pendidikan Islam yang modern, inklusif, dan ramah anak muda, peningkatan citra Kota Banda Aceh sebagai pusat peradaban Islam kontemporer yang ramah dan berdaya saing global, pemberdayaan ekonomi umat melalui fasilitas komersial halal dan pelatihan kewirausahaan Islami, penciptaan ruang publik Islami untuk interaksi sosial dan seni islami, dan kegiatan literasi, serta model desain islami berkelanjutan, yang dapat menjadi referensi nasional dalam pengembangan objek bangunan keislaman masa depan.
Tantangan terbesar dalam perancangan ini adalah menyeimbangkan antara nilai spiritual dan estetika kontemporer tanpa menghilangkan makna filosofis Islam, keterbatasan lahan dan integrasi dengan lingkungan sekitar yang sudah padat, serta penerapan biomimikri dan teknologi bangunan ramah lingkungan yang membutuhkan studi teknis lebih dalam.
Untuk saat ini belum ada rencana lanjutan dari desain ini. Pengembangan desain yang sudah dibuat hingga menjadi bangunan fisik yang nyata tentu saja membutuhkan masterplan jangka panjang dan studi lanjutan lebih lanjut, serta mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, tokoh agama, akademisi, dan masyarakat.
Admin FST
Content Writer at FST UIN Ar-Raniry







